Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Midtronik



     Setelah pada artikel sebelumnya kita membahas tentang Battery dan perawatannya, pada kesempatan kali ini saya akan membagi sedikit pengetahuan tentang midtronik. Apa itu midtronik? midtronik merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui kondisi battery, terutama digunakan untuk battery kering (MF). Sudah sedikit dijelaskan pada artikel sebelumnya bahwa midtronik bisa mengukur keadaan battery pada tiga keadaan yaitu, tanpa beban, pada saat cranking/starter, ataupun saat pengisian/charging.

     Sebelum kita menggunakan midtronik, ada baiknya kita mempelajari dulu spesifikasi battery yang akan kita ukur, karena tiap battery memiliki standar yang berbeda. kita perlu mengetahui beberapa hal berikut :

1. Ah (Ampere Hour)
Ah merupakan suatu satuan untuk menyatakan kapasitas battery terhadap pemakaian dalam waktu tertentu. ukuran
Ampere hour battery biasanya terdapat pada chasing battery terutama dibagian atas. Contoh : sebuah battery mempunyai kapasitas sebesar 50Ah, maksudnya adalah apabila battery tersebut digunakan untuk menyalakan beban yang membutuhkan arus 50 Ampere maka battery tersebut akan habis dalam waktu satu jam.

2. CCA (Cold Cranking Ampere)
CCA merupakan suatu ukuran kemampuan battery untuk mengeluarkan arus maksimal pada saat suhu dingin. Biasanya CCA terdapat pada battery yang membutuhkan arus besar pada saat proses starting, contohnya mobil. Standar CCA pada battery berbeda beda tergantung standar yang diikuti oleh produsen battery contonnya battery GS yang menggunakan standar CCA nya adalah standar jepang yaitu JIS#, adapun  battery battery untuk mobil mobil eropa biasanya menggunakan standar SAE ataupun EN. Contohnya sebuah battery mempunyai CCA sebesar 610 SAE, berarti battery tersebut mampu menghasilkan arus sebesar 610 Ampere pada saat dingin. jelas hal ini akan sangat bepengaruh untuk proses starting mobil pada saat pagi, apabila CCA pada battery mulai turun otomatis saat pagi mobil akan susah starter.

    Setelah kita mengetahui istilah tersebut, kita baru bisa menggunakan midtronik. langkahnya antara lain sebagai berikut :

1. siapkan midtronik dan battery yang akan di ukur
2. tempelkan terminal merah midtronik pada plus (+) battery dan yang hitam  pada minus (-) battery
3. masuk ke menu, dan pilih lah keadaan posisi battery terpasang pada mobil (in vehicle) atau tidak terpasang pada mobil (out vehicle)
4. selanjutnya akan diminta memilih standar CCA yang tertera pada battery, apakah menggunakan JIS#, SAE atau EN
5. setelah memilih standar battery, maka kita akan diminta memasukan nilai CCA yang tertera.
6. selanjutnya midtronik akan membaca pengukuran CCA battery dan membandingkannya dengan nilai yang tertera pada battery, apabila perbedaan antara yang terbaca oleh midtronik dan yang tertera dichasing terlalu jauh, maka midtronik akan memfonis bahwa battery tersebut sudah buruk kondisinya.
7. Apabila kita memilih posisi battery "in vehicle", maka kita akan diminta menyalakan headlamp ataupun menstarter mobil, karena pada proses ini midtronik akan membaca drop voltage pada battery. Apabila kita memilih "out vehicle" maka setelah proses ke 6, kita bisa langsung print hasil pengukuran battery.
8. setelah mesin mobil hidup, maka midtronik akan membaca kondisi pengisian (charging system) apabila pengisian kurang dari 13 volt maka midtronik akan mengindikasikan "Low Charging" dan juga sebaliknya. Hal ini berarti terdapat masalah pada sistem pengisian kendaraan kita dan perlu dicek lebih lanjut.
9. setelah semua proses selesai, maka hasil pembacaan bisa langsung diprint.

     Kesimpulanya, midtronik ini bukan saja bisa digunakan untuk menentukan atau pun memprediksi keadaan battery, tapi juga bisa digunakan sebagai alat analisa ataupun diagnosis kerusakan pada mobil.

Sekian artikel dari saya, semoga sedikit pengetahuan yang saya sampaikan bisa bermanfaat.
Terimakasih.

Posting Komentar untuk "Midtronik"